Pekikan seseorang terhadap kalimat tauhid boleh jadi menjadi penanda kebaikan, tapi tidak melazimkan bahwa ia benar-benar memahami hakikat dan konsekuensi dari kalimat tersebut.
Ibrahim alaihissalam Mengajarkan Hakikat Kalimat Tauhid
Sikap Nabi Ibrahim alaihissalam terhadap sesembahan bapak beliau dan orang-orang pada masa itu menjadi pelajaran tegas kepada kita tentang hakikat tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam peribadahan dan mengingkari sesembahan selain-Nya.
Allah azza wajalla berfirman (yang artinya),
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah. kecuali (aku menyembah) Allah yang mencipatakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Dan (lbrahim ‘alaihis salam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).” (QS. Az Zukhruf : 26-28).
Tauhid Tidak Tegak Kecuali dengan Dua Hal
Pengakuan tauhid seseorang tidak tegak kecuali dibangun di atas dua hal, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan mengingkari sesembahan selain-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,
“Barangsiapa yang berikrar laa ilaaha illallahu dan mengingkari sesembahan selain-Nya, maka terjaga harta dan darahnya. Dan perhitungannya di sisi Allah azza wajalla.” (HR. Muslim no. 23).
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Sabtu, 23 Jumada Ats Tsaniyah 1442 H / 6 Februari 2021
Follow dan support akun kami :
🌏 Web : https://lorongfaradisa.or.id/
: http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : https://www.instagram.com/elfadis__/
📘 Facebook : https://www.facebook.com/lorongfaradisa
___
Share agar lebih bermanfaat