Merasa iba dengan mereka yang tak pernah merasakan bagaimana rupa sarapan di pagi hari bersama keluarga.
Lepas fajar, mereka harus memeras keringat agar minimal merasakan tidak hanya air yang melalui kerongkongan mereka.
***
Padahal iba itu, harusnya diperuntukkan untuk mereka yang tak tergerak tangannya sekedar menghadirkan harap bagi yang lemah.
Padahal rasa kasihan itu harusnya ditujukan pada diri-diri yang tidak tergerak untuk menghadirkan senyum bagi tubuh-tubuh renta yang hanya berharap mereka bisa bertahan hidup di hari yang sama.
***
Orang-orang papa itu tak merasa berat, mereka yakin dengan ketetapan-Nya.
Orang-orang tegalah yang harusnya menangisi dirinya, hartanya disia-siakan dari membantu sesama.
***
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisyaratkan,
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. ar-Ruum: 7).
***
Perniagakan amanah berupa harta ini dengan perniagaan yang tiada pernah merugi, yaitu menginfakkannya di jalan Allah azza wajalla.
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Kamis, 9 Jumada al Ula 1442 H / 24 Desember 2020
Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat