Jangan Hilang Arah!
Jangan Hilang Arah!

Kita harus bertanya pada diri sendiri, ke mana sebenarnya arah kita? Saat kita menetapkan tujuan, kita akan mempersiapkan diri untuk mencapainya. Kita perlu menentukan rute yang akan diambil, menyiapkan perbekalan, kendaraan, dan tempat istirahat selama perjalanan.

Setelah melalui perjalanan panjang yang penuh liku dan tantangan, terkadang kita harus berkorban, baik tenaga maupun perasaan. Namun, penting untuk sampai di tujuan tanpa tersesat. Dalam konteks ini, kita bisa membayangkan seseorang yang sempat kehilangan arah sementara teman-temannya sudah tiba di tempat tujuan. Betapa bahagianya dia saat akhirnya menemukan jalan yang benar.

Tentang kita yang tidak hilang arah dan berhasil mencapai tujuan kembali kepada-Nya, menuju surga-Nya. Allah berfirman,


وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ

"Dan kami cabut segala macam dendam yang berada di dada mereka." 

(QS Al-A'raf: 43)


Ketika sampai di tujuan, meski harus melalui berbagai kesusahan, mereka akan merasa bahagia dan bersyukur. Mereka mengucapkan, "Alhamdulillah" atas petunjuk yang diberikan oleh Allah . Tanpa petunjuk-Nya, kita akan tersesat dan tidak akan sampai ke tempat yang kita tuju.

Rasul-rasul telah datang dengan membawa kebenaran, memberikan petunjuk, tetapi tidak semua orang mau mengikuti. Ada dua faktor utama yang menyebabkan seseorang kehilangan arah: pertama, kebodohan (al-jahl), dan kedua, kezaliman (az-zulm).

Kebodohan mengakibatkan seseorang tidak mengetahui jalan yang harus diambil. Sering kali, kita mengikuti orang lain tanpa memahami tujuannya. Betapa sering kita menggunakan Google Maps untuk mencari arah, tetapi tiba-tiba sinyal hilang dan kita tersesat.

Kedua, kezaliman adalah mengikuti nafsu dan perasaan. Allah berfirman,


قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا

"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama."

(QS Thaha: 123)


Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Nya, ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Namun, jika hidupnya hanya mengikuti hawa nafsu, ia akan tersesat. Allah telah memberikan petunjuk, tetapi ada yang memilih untuk tidak mengikutinya.

Ketika Allah menurunkan Nabi Adam dan Hawa, mereka diberikan peta untuk kembali ke surga. Namun, setan selalu berusaha menyesatkan. Dalam perjalanan hidup ini, kita harus memilih untuk mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan.

Allah menjelaskan bahwa hidup ini penuh ujian, Dia berfirman,


وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ

"Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang-orang yang gugur di jalan Allah mereka itu mati."

(QS Al-Baqarah: 154)


Kita sering merasa kasihan kepada mereka yang telah pergi, tetapi Allah menegaskan bahwa mereka hidup di alam barzakh. Di sini, kita perlu menyadari hakikat kehidupan dan memilih arah yang benar.

Akhirnya, setiap orang akan kembali kepada Allah , dan barang siapa yang bersabar dan mengikuti petunjuk-Nya akan mendapatkan keberkahan dan rahmat.


Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

"Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali."


Semoga kita semua diberi petunjuk arah yang benar dan sampai di tujuan yang kita impikan. Barakallah fikum.


(Sumber tulisan diambil pada kajian: Jangan Hilang Arah - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. di Studio SRB Official, Jember. Rabu, 13 Rabiul Akhir 1446 H / 16 Oktober 2024)