Menyeimbangkan Ilmu Dunia dan Akhirat dalam Kehidupan
Menyeimbangkan Ilmu Dunia dan Akhirat dalam Kehidupan

Pertanyaan:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustadz. Ana pernah mendengar dalam sebuah hadis bahwa barang siapa yang kesibukannya dalam urusan dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya. Bagaimana dengan kami yang belajar dalam bidang ilmu dunia dan sibuk dengannya sehingga waktu belajar ilmu syar’i berkurang? Bagaimana supaya kami tidak menjadi golongan orang-orang yang Allah cerai-beraikan urusannya? Barakallah fik.

Jawaban:

Ahibati fillah, Islam bukanlah agama yang menentang ilmu-ilmu dunia, tetapi memberikan peringatan agar kita tidak menjadikan dunia sebagai ambisi utama. Kita tidak lama hidup di dunia ini. Mari kita lihat bagaimana orang-orang kaya dan mereka yang memiliki ilmu, yang diakui dunia, juga meninggalkan dunia.

Yang dilarang dalam Islam adalah menjadikan dunia sebagai tujuan akhir dan belajar semata-mata untuk kepentingan dunia. Jadikanlah niat belajar ilmu umum untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat, serta untuk mencari bekal di akhirat. Karena, jika kita berbicara tentang sedekah, kita membutuhkan uang untuk berbagi.

Jika kita belajar ilmu dunia, niatkan untuk mencari akhirat. Dengan ilmu tersebut, Insya Allah kita dapat memberikan manfaat kepada umat, terutama dalam bidang-bidang yang dibutuhkan. Namun, ada sebagian orang yang kuliah hanya untuk menghabiskan waktu masa muda. Data menunjukkan bahwa sekitar 70% mahasiswa memilih jurusan yang salah karena pekerjaan mereka tidak sesuai dengan yang dipelajari.

Maka, bagi teman-teman yang belajar ilmu umum, perbaiki niat kalian.


Carilah waktu untuk belajar ilmu agama, karena ilmu dunia hanya untuk 70 tahun kehidupan di dunia, sementara ilmu agama untuk kehidupan yang kekal dan abadi.


Kalian harus menyisihkan waktu untuk belajar. Jika nanti sudah menikah, bekerja, dan memiliki anak, akan sulit untuk belajar. Namun, jika sekarang masih menjadi mahasiswa, manfaatkan waktu luang yang ada. Banyak mahasiswa yang hanya belajar menjelang ujian, sementara waktu lainnya terbuang sia-sia. Wallahu a’lam.



(Sumber tulisan diambil dan diringkas pada kajian: Tafsir Qur'an Surat Al Muzzammil #3 - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. di Studio SRB Official, Jember. Rabu, 20 Rabiul Akhir 1446 H / 23 Oktober 2024)