Pinjol sebagai Kenyamanan atau Bencana?
Pinjol sebagai Kenyamanan atau Bencana?

Ambisi manusia terhadap dunia sering kali membuat kita lupa akan aturan Sang Pencipta. Sebagian orang rela mengorbankan hubungan keluarga demi mendapatkan keuntungan duniawi, sementara yang lain mengorbankan kenyamanannya untuk menikmati sedikit dari dunia ini.

Salah satu kenyamanan yang dapat dirasakan manusia saat ini adalah pinjaman online (pinjol). Dulu, orang harus mencari orang lain untuk meminjam uang, tetapi kini mereka dapat melakukannya dari dalam kamar tidur tanpa ada orang yang mengetahui.

Dulu, orang meminjam uang hanya jika benar-benar membutuhkan. Sekarang, banyak yang meminjam hanya untuk kesenangan. Islam membolehkan meminjam uang, tetapi harus dilakukan sesuai dengan syariat. Namun, Islam juga memperingatkan kita agar tidak berutang jika tidak perlu. Dalam hadis, Nabi bersabda,


لَا تُؤْذُوا أَنفُسَكُمْ بَعْدَ أَمْنِهَا
"Jangan meneror diri kalian sendiri." (HR Muslim, no.105)


Nabi telah mengingatkan agar kita tidak membuat hidup kita menjadi galau dan penuh ketakutan. Utang itu adalah,


هَمٌّ بالليلِ وذُلٌّ بالنهارِ

"Kegalauan di malam hari dan kehinaan di siang hari."


Kita melihat banyak orang terjerat utang. Pedagang besar sering menawarkan pinjaman yang memaksa orang untuk berutang, meskipun mereka tidak membutuhkannya. Dengan kemudahan pinjol, orang-orang akhirnya melakukan peminjaman yang tidak mereka butuhkan, dan hidup dalam ketakutan.

Jika pinjaman tersebut mengandung riba, maka ada dua konsekuensi: pertama, membuat diri kita terjebak dalam ketakutan; kedua, mendatangkan laknat. Rasulullah bersabda,


لَعَنَ اللَّهُ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ

"Allah melaknat orang yang makan riba, yang memberikan riba, dan yang mencatatnya serta dua saksinya." (HR Muslim, no. 1598)

 

Sebagian orang melihat ini sebagai peluang, tetapi pemerintah kita telah menutup hampir 10.000 pinjol ilegal. Ketika kita mencari keuntungan, ingatlah bahwa kita juga dapat mengundang laknat. Uang yang diperoleh dari riba tidak akan memberi manfaat.

Bagi mereka yang terlibat dalam proses pinjaman, meskipun hanya bekerja di depan komputer, tetap akan terlibat dalam dosa. Allah berfirman,


يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا

"Allah akan menghapuskan (berkah) riba." (QS Al-Baqarah: 276)


Oleh karena itu, Allah mengajak kita untuk bertaubat,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kalian benar-benar beriman." (QS Al-Baqarah: 278)

 

Jika masih enggan meninggalkan riba, maka kalian akan mendapat pengumuman perang dari Allah dan Rasul-Nya!


Seorang yang berutang dan tidak dapat melunasi di dunia akan hidup dalam ketakutan. Setelah mati, ruhnya akan tergantung pada utangnya. Bahkan orang yang mati syahid di jalan Allah pun, jika masih memiliki utang, tidak akan diampuni.

Oleh karena itu, urusan utang adalah hal yang serius. Jangan meremehkan masalah utang. Jika berbisnis, cukupkan dengan apa yang ada. Jika terpaksa berutang, niatkan untuk melunasi dan mohonlah kepada Allah agar diampuni dosa-dosa kita.

Bagi yang terjerat utang, terutama utang riba, segeralah bertaubat. Sesali perbuatanmu, tinggalkan, dan niatkan untuk tidak mengulanginya. Lunasi utangmu, walaupun itu mungkin sulit. Perbaiki niat dan berusaha. Terkadang, kita harus berpuasa atau mengurangi makan demi melunasi utang.

Berdoalah dengan doa yang diajarkan Nabi , semoga Allah melunasi utang kita,


اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu).” (HR Tirmidzi, no. 3563)



(Sumber tulisan diambil pada khutbah: Hidup Tenang Tanpa Pinjol - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A., di Masjid Abdillah, Jember. Jumat, 01 Rabiul Akhir 1446 H /04 Oktober 2024)